Asyiknya Jadi Gibol

PENGGILA bola (gibol), buat saya berarti netral. Menggemari sepak bola dalam arti sesungguhnya. Bukan fanatik berlebihan dan bisa obyektif. Itu membuat saya bebas berkomentar apa saja soal bola. Seorang teman di kantor sempat bertanya; saya sebenarnya fans klub mana? Hehe. Saya jawab saja, saya fans sepak bola. Ya, karena buat saya, sepak bola pada dasarnya lahir untuk menghibur. Saya menghormati teman-teman yang mendukung atau fans klub/timnas sepak bola tertentu. Tidak ada yang salah, karena begitulah seharusnya. So, ketika saya mem-bully pelatih Chelsea saat ini, Jose Mourihno, bukan karena saya membenci Chelsea. Bukan pula tak suka cara bermain The Blues. Tapi, lebih pada fakta, bahwa ini lah sepak bola. Hadir untuk menghibur, dan memberi kesenangan kepada penggemarnya. Karena buat saya, kepuasan sebagai gibol adalah berseteru dan berkompetisi secara sehat. Saya suka Liverpool, tapi bukan berarti saya membela mati-matian the reds. Begitu pula kecintaan kepada timnas sepak bola Indonesia. Tentu saja saya cinta timnas Garuda. Namun, bukan berarti tak boleh mencaci timnas negara sendiri jika gagal. Sepak bola adalah gairah. Di mana kita puas ketika menang atau juara, dan kecewa ketika kalah. Bebas mengolok-olok (tak berlebihan) kepada kompetitor, dan siap pula diolok-olok. Jika saya hari ini mem-bully Mourinho, toh MoU dengan segudang prestasinya sudah tak terhitung mem-bully para pesaingnya. Sebab, bisa saja, jika musim ini dia gagal meraih trofi, musim depan dia bersinar lagi. So, wahai gibol, enjoy saja sepak bola. Silakan arogan dan sombong saat menang, dan siap di-bully saat kalah :p. Jadikan hiburan pelepas penat. Santai saja. Bukankah, tak ada yang abadi di lapangan sepak bola? Hehe. So, don't be serious guys!! :D -the end- (muding, kerobokan, kuta utara, 9 Mei 2014)

Komentar

Postingan Populer