"Sentimentil Day" on World Book Day


Hari ini agak sentimentil. Libur di rumah mertua di Sanggulan :). Horee.  Mau nulis apa ya di Hari Buku dan Hak Cipta Se-Dunia (Unesco) ini? Banyak kejadian menarik akhir pekan lalu. Pak Wamen ESDM yang namanya susah itu berpulang. Prof Widjajono Partowidagdo meninggal. Guru besar ITB tersebut tak tertolong nyawanya saat mendaki Gunung Tambora, di Sumbawa, NTB, Sabtu (20/4/12). Saya mendengar Wamen gondrong itu berpulang saat di kantor, Sabtu sore. Kebetulan sore itu Saya ada meeting dengan adik-adik Mading SMAN 1 Denpasar (SJC) di Kantor. Rencananya mereka mau ngisi YouthShare (halaman anak muda di Radar Bali), untuk edisi 30 April.
Ya, sudahlah. Waktu berjalan. Tapi, bagi Saya, setiap ada tokoh atau orang penting meninggal, Saya selalu mengenang dua sosok. Dialah juara dunia tiga kali Formula 1, idola Saya Ayrton Senna, yang meninggal pada 1 Mei 1994. Satu lagi, kakek (datuuk) tercinta Saya, almarhum Buhari, yang meninggal 15 Mei 2008 lalu.
Saat Senna meninggal, Saya teringat satu tulisan menarik. Yakni sebuah note yang dikirim seorang fans, saat pembalap Brazil itu akan dimakamkan. Tulisannya: Kematian pasti tiba. Hanya Kita tak pernah tahu. Sekarang atau 50 tahun lagi...Oke deh semoga  kita diberi kekuatan untuk menjalankan hidup ini. Amin.

Sanggulan, Tabanan, 23 April 2012...@rosihan_anwar... 

Komentar

Postingan Populer